Hidup di akhir zaman sering kali dikaitkan dengan masa penuh fitnah, ujian, dan ketidakpastian. Dalam berbagai ajaran agama, akhir zaman digambarkan sebagai periode ketika moralitas merosot, keadilan sulit ditemukan, dan manusia lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Di tengah kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi, justru semakin banyak manusia yang terjerumus pada kesesatan dan melupakan nilai-nilai kebenaran.
Salah satu tanda zaman ini adalah maraknya kebohongan yang dibungkus kebenaran. Media sosial menjadi ladang subur untuk fitnah, adu domba, dan penyebaran hoaks. Kecepatan menyampaikan informasi tidak lagi diimbangi dengan kearifan dalam menyaringnya. Banyak orang merasa paling benar, padahal hidup mereka jauh dari nilai-nilai spiritual.
Namun demikian, hidup di akhir zaman tidak berarti kita harus menyerah pada keadaan. Justru inilah waktu terbaik untuk memperkuat iman, memperbanyak amal, dan kembali kepada ajaran Tuhan. Menjadi pribadi yang jujur,dewi138 amanah, dan berpegang pada kebenaran adalah bentuk perlawanan terhadap kerusakan zaman. Meski sulit, tetap ada segelintir manusia yang istiqomah menjaga hati dan akhlaknya.
Selain itu, penting bagi setiap individu untuk memperbanyak ilmu agar tidak mudah tertipu oleh tipu daya dunia. Menjaga diri dari pengaruh negatif dan memperkuat komunitas yang positif adalah salah satu upaya menjaga cahaya iman tetap menyala. Di akhir zaman, kebaikan mungkin terlihat asing, tetapi justru itulah bukti bahwa ia sangat berharga.
Akhir zaman bukan hanya tentang ketakutan, tetapi juga peluang untuk membuktikan kualitas iman sejati. Siapa yang tetap teguh di masa penuh fitnah, maka ia layak mendapat tempat mulia di sisi-Nya.